Tips Memilih Kurikulum Homeschooling

Pernahkah kamu mendengar tentang istilah homeschooling? Di Indonesia, masyarakat sudah banyak mengenal istilah sistem belajar homeschooling. Meskipun belum begitu populer, tetapi trennya terus naik. Di luar negeri sendiri, homeschooling sudah menjadi pilihan para pelajar menyamai sekolah formal. Bahkan, mereka menyediakan beberapa kurikulum homeschooling sebagai pilihan. 

Misalnya di Amerika Serikat, berdasarkan data nces.ed.gov, jumlah pelajar homeschooling meningkat pesat setiap tahunnya sejak tahun 1999. Hingga tahun 2016, jumlah pelajar homeschooling meningkat dari 1.7% hingga 3.3%. Tren ini akan segera memasuki Indonesia seiring dengan mulai banyaknya instansi dan fasilitas homeschooling yang dibuka. Bagaimana cara orang tua dan pelajar memilih kurikulum homeschooling yang sesuai? 

Mengetahui kecocokan potensi anak dengan kurikulum homeschooling

Terdapat banyak pilihan sistem dan kurikulum homeschooling yang tersedia. Semua menawarkan konsep dan model pembelajaran homeschooling yang bagus dan terbaik. Namun, hal terpenting adalah mengetahui kurikulum yang cocok dengan kemampuan, karakter, dan potensi anak. Setiap kurikulum memiliki sistem yang berbeda. Sehingga, hal yang terpenting adalah mengetahui karakter, kemampuan, ketertarikan, hingga potensi anak itu sendiri. 

Untuk anak yang ingin memasuki homeschooling setara dengan TK dan SD, orang tua berperan penting dalam mengetahui potensi anak. Untuk anak yang sudah memasuki usia SMP dan SMA, kemungkinan besar mereka sudah mengetahui passion dan ketertarikannya sehingga orang tua berperan menjembatani hal tersebut. Kemudian, orang tua bisa berkonsultasi dengan instansi homeschooling untuk mengetahui kurikulum yang cocok. 

Tetapkan prioritas 

Untuk homeschooling skala TK dan SD, prioritas mungkin belum menjadi poin yang penting. Namun, ketika beranjak ke SMP dan SMA, orang tua dan anak perlu bekerja sama untuk menetapkan prioritas. Sebagai kelanjutan dari perjalanan mengetahui potensi anak, Anda sebagai orang tua dapat berdiskusi dan menetapkan prioritas tersebut bersama anak. Kemudian, Anda bisa berkonsultasi dengan institusi homeschooling. 

Prioritas akan sangat berbeda untuk masing – masing keluarga. Hal inilah yang menjadi keunggulan homeschooling karena bisa menyesuaikan prioritas keluarga Anda. Contoh kasus, keluarga Anda merupakan konsulat yang sering bepergian dan berpindah dari satu negara ke negara lain di Eropa beberapa tahun kemudian. Anda merasa anak Anda perlu belajar bahasa inggris dan memahami kultur sekolah di Eropa. Dari sini, orang tua bisa mencoba memilih kurikulum homeschooling yang memprioritaskan pembelajaran bahasa inggris dan model pembelajaran di Eropa. 

Contoh kasus lainnya adalah ketika anak Anda merupakan pemain musik. Anda berniat menyekolahkannya di sekolah musik luar negeri. Untuk mengimbangi jadwalnya bermain musik, orang tua bisa memilih sekolah homeschooling. 

Pertimbangkan Budget & Review dalam memilih kurikulum homeschooling 

Budget dan review merupakan poin klasik namun masih sangat penting untuk menentukan kurikulum homeschooling mana yang akan Anda pilih. Jika Anda memiliki budget yang tidak fleksibel, Anda lebih baik menjadikan poin ini sebagai penentu awal dalam memilih homeschooling. Anda dapat mencari institusi dan model pembelajaran yang sesuai dengan budget Anda. Kemudian, keluarga dan anak bisa mempertimbangkan potensi, ketertarikan, dan prioritas dengan pilihan – pilihan tersebut. 

Jika review sekolah formal penting untuk menentukan dimana Anak Anda akan bersekolah, maka review untuk sekolah homeschooling jauh lebih penting. Anak akan berinteraksi secara penuh dan fokus di lingkungan homeschooling yang notabene lebih kecil dibandingkan dengan sekolah formal. Mempertimbangkan review dari homeschooling tertentu sangat membantu Anda untuk menemukan sistem pembelajaran di rumah dan kurikulum homeschooling yang tepat untuk anak. 

Open chat
Powered by